ini dari blog ane yang satunya gan,
ini alamatnya
Informasi penggunaan
lahan terutama lahan yang terdapat dalam kawasan hutan mempunyai arti penting
dalam menetukan rencana, kebijakan dan manajemen pada penggunaan kawasan hutan
tersebut agar kawasan hutan tetap lestari dan mampu memberikan manfaat yang optimal
bagi kehidupan manusia. Dalam perkembangan pembangunan yang sangat pesat
seperti saat ini mengetahui penggunaan kawasan hutan merupakan suatu hal yang
diperlukan, mengingat semakin bertambahnya jumlah manusia dengan kebutuhannya
yang sangat berkembang sehingga memungkinkan dengan adanya penyebab tersebut
mendesak manusia untuk membuka lahan di dalam kawasan hutan. Untuk
meminimalisir dan mencegah terbukanya
lahan maka diperlukan ilmu menginterpretasi foto udara untuk mengetahui
penggunaan lahan didalam kawasan hutan (Harimurti 1999).
Menurut Susanto (1979)
interpretasi berhubungan dengan mengidentifikasi objek. terdapat beberapa tahap dalam menginterpretasi
foto udara yaitu diantaranya identifikasi dan delinasi. Identefikasi merupakan
pengejaan foto yakni mengenali objek yang langsung nampak berdasarkan
pengetahuan lkal atau pengetahuan tertentu. Sedangkan delinasi merupakan upaya
penarikan batas pemisah berupa garis antara dua satuan objek yang berbeda dan
berdampingan (Susanto 1979).
Terdapat dua cara
interpretasi citra yaitu secara visual-manual dan digital (komputer) ( Sugiarto
2013). Interpretasi secara manual-visual, sebagaimana arti
katanya, merupakan metode interpretasi yang didasarkan pada hasil penyimpulan
visual terhadap ciri-ciri spesifik obyek pada citra yang dikenali dari bentuk,
ukuran, pola, bayangan, tekstur, dan lokasi obyek. Metode ini disebut sebagai
metode manual karena penafsirannya dilakukan oleh manusia sebagai interpreter. Proses
interpretasi dapat saja menggunakan bantuan komputer untuk digitasi on screen, namun
identifikasinya tetap dilakukan secara manual.
Beberapa
unsur yang diidentifikasi dalam menginterpretasi foto udara diantaranya unsur
dasar yaitu warna dan susunan keruangan yang terdiri dari ukuran, bentuk,
tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs dan asosiasi. Unsur dasar dalam
interpretasi yang pertama yaitu warna, warna merupakan tingkat kegelapan atau
tingkat kecerahan objek pada citra. Warna dapat membedakan antara objek satu
dengan yang lainnya misalnya mampu membedakan antara warna pemukiman dengan
vegetasi. Unsur interpretasi selanjutnya yaitu bentuk, bentuk merupakan
variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu objek. Unsur
interpretasi selanjutnya yaitu ukuran. Ukuran merupakan atribut objek berupa
jarak, luas, tinggi, lereng dan volume. Unsur interpretasi selanjutnya ialah
tekstur. Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra, umumnya tekstur
dibedakan menjadi tekstur halus atau tekstur kasar. Unsur selanjutnya yaitu
pola, pola merupakan susunan keruangan suatu objek atau bentuk suatu objek.
Bayangan merupakan unsur interpretasi selanjutnya, bayangan bersifat
menyembunyikan detai atau objek yang berada di daerah gelap. Objek atau gejala
terletak di daerah banyangan pada umumnya tidak tampak sama sekali. Meskipun
demikian bayangan sering membantu engenalan terhadap suatu objek yang diamati.
Asosiasi merupakan unsur terakhir, asosiasi ini dapat diartikan sebagai
keterkaitan antara objek satu dengan yang lainnya. Adanya keterkaitan ini
membantu interpreter memprediksi suatu objek yang berada didekat objek yang
telah diketahui (Sutrisno 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar