Jumat, 15 November 2013

Interpretasi Visual

ini dari blog ane yang satunya gan,
ini alamatnya


Informasi penggunaan lahan terutama lahan yang terdapat dalam kawasan hutan mempunyai arti penting dalam menetukan rencana, kebijakan dan manajemen pada penggunaan kawasan hutan tersebut agar kawasan hutan tetap lestari dan mampu memberikan manfaat yang optimal bagi kehidupan manusia. Dalam perkembangan pembangunan yang sangat pesat seperti saat ini mengetahui penggunaan kawasan hutan merupakan suatu hal yang diperlukan, mengingat semakin bertambahnya jumlah manusia dengan kebutuhannya yang sangat berkembang sehingga memungkinkan dengan adanya penyebab tersebut mendesak manusia untuk membuka lahan di dalam kawasan hutan. Untuk meminimalisir dan mencegah  terbukanya lahan maka diperlukan ilmu menginterpretasi foto udara untuk mengetahui penggunaan lahan didalam kawasan hutan (Harimurti 1999).
Menurut Susanto (1979) interpretasi berhubungan dengan mengidentifikasi objek.  terdapat beberapa tahap dalam menginterpretasi foto udara yaitu diantaranya identifikasi dan delinasi. Identefikasi merupakan pengejaan foto yakni mengenali objek yang langsung nampak berdasarkan pengetahuan lkal atau pengetahuan tertentu. Sedangkan delinasi merupakan upaya penarikan batas pemisah berupa garis antara dua satuan objek yang berbeda dan berdampingan (Susanto 1979).
Terdapat dua cara interpretasi citra yaitu secara visual-manual dan digital (komputer) ( Sugiarto 2013). Interpretasi  secara manual-visual, sebagaimana arti katanya, merupakan metode interpretasi yang didasarkan pada hasil penyimpulan visual terhadap ciri-ciri spesifik obyek pada citra yang dikenali dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, tekstur, dan lokasi obyek. Metode ini disebut sebagai metode manual karena penafsirannya dilakukan oleh manusia sebagai interpreter. Proses interpretasi dapat saja menggunakan bantuan komputer untuk digitasi on screen, namun identifikasinya tetap dilakukan secara manual. 

Beberapa unsur yang diidentifikasi dalam menginterpretasi foto udara diantaranya unsur dasar yaitu warna dan susunan keruangan yang terdiri dari ukuran, bentuk, tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs dan asosiasi. Unsur dasar dalam interpretasi yang pertama yaitu warna, warna merupakan tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra. Warna dapat membedakan antara objek satu dengan yang lainnya misalnya mampu membedakan antara warna pemukiman dengan vegetasi. Unsur interpretasi selanjutnya yaitu bentuk, bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu objek. Unsur interpretasi selanjutnya yaitu ukuran. Ukuran merupakan atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume. Unsur interpretasi selanjutnya ialah tekstur. Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra, umumnya tekstur dibedakan menjadi tekstur halus atau tekstur kasar. Unsur selanjutnya yaitu pola, pola merupakan susunan keruangan suatu objek atau bentuk suatu objek. Bayangan merupakan unsur interpretasi selanjutnya, bayangan bersifat menyembunyikan detai atau objek yang berada di daerah gelap. Objek atau gejala terletak di daerah banyangan pada umumnya tidak tampak sama sekali. Meskipun demikian bayangan sering membantu engenalan terhadap suatu objek yang diamati. Asosiasi merupakan unsur terakhir, asosiasi ini dapat diartikan sebagai keterkaitan antara objek satu dengan yang lainnya. Adanya keterkaitan ini membantu interpreter memprediksi suatu objek yang berada didekat objek yang telah diketahui (Sutrisno 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar