Jumat, 15 November 2013

Analisis Data Curah Hujan

ini juga gan, artikel ini didapat dari blog ane yg satunya
ini link-nya
http://muhkhoirulm11b.student.ipb.ac.id/

Air merupakan substansi paling melimpah di bumi ini serta air merupakan komponen terpenting bagi semua makhluk hidup. Maka terdapat cabang ilmu yang mempelajari sifat dan karakteristik air, kejadian, distribusi dan gerakan air yang disebut Hidrologi (Indarto, 2010). Unsur Hidrologi yang dominan di suatu wilayah adalah curah hujan.
Curah Hujan merupakan tingi air hujan (dalam mm) yang diterima dipermukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan peresapan/perembesan ke dalam tanah. Untuk menghitung curah hujan ada beberapa tekhnik, tekhnik yang aling sederhana adalah dengan gelas ukur. Gelas ukur diletakkan didepan halaman atau tempat terbuka lainnya, cara menghitungnya dengan melihat satuan cm (centimeter), mm (milimeter) atau inchi persatuan waktu. Umumnya  cara dengan gelas ukur ini dilakukan dengan hitungan hari. Untuk menghitung data curah hujan wilayah umumnya menggunakan metode interpolasi geostatistik diantaranya metode rata-rata aljabar, poligon thiessen, metode Isohyet, inversi distance dan kriging (Indarto, 2010).

Metode yang pertama yaitu metode rata-rata aljabar, metode ini paling sederhana karena metode ini yang menggunakan rata-rata dari seluruh stasiun penakar hujan yang ada di dalam DAS. Metode yang kedua adalah dengan Metode poligon thiessen, pada metode ini mengasumsikan bahwa tebal hujan di stasiun hujan (penakar hujan) yang terdekat jaraknya, terletak di dalam atau di deket DAS. Interpolasi dilakukan dengan membuat batas luas satuan yang jaraknya sama untuk setiap stasiun. Metode selanjutnya yaitu Metode Isohyet pada metode ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar